Sabtu, 13 Februari 2010

Kalender Maya: 2012

Bangsa Maya Kuno hidup pada 2000 SM sampai 250 M, dan mengalami masa keemasan 250 M sampai 900 M di sepanjang pantai utara Semenanjung Yucatan Meksiko, yang kini dikenal sebagai Mek­siko Selatan, Guatemala dan Be­lize.

Dalam sejarah peradaban kuno dunia, Bangsa Maya bagaikan bangsa yang diturunkan dari langit, mengalami zaman yang cemerlang, kemudian lenyap secara misterius. Mereka menguasai pengetahuan astronomi yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, perhitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat banyak para ahli takjub!Reruntuhan kota-kota mereka, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), baru ditemukan tahun 1839 oleh ahli hukum dari Amerika Serikat, John Stephens, bersama juru gambar asal Inggris, Frederick Catherwood. Eksplorasi itu menemukan 44 kota.

Para arkeolog percaya bahwa bangsa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa tinggi. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-buku, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik.


Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Maya semuanya sudah dibakar tentara penjajah Spanyol ketika menyerang bangsa Maya sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan di meja-meja dan beberapa sistem kalender membingungkan yang tersisa sampai sekarang.

Pada 10 tahun terakhir ini, dunia dihebohkan oleh ramalan bangsa Maya yang memprediksi berakhirnya peradaban manusia pada 21 Desember 2012. Benarkah Apocalypse, The Doomsday, The End of Time atau Hari Kiamat yang akan terjadi pada hari itu?

KALENDER MAYA YANG MENAKJUBKAN

Kalender bangsa Maya atau yang juga dikenal sebagai Winaq May Kin adalah pintu memasuki pemikiran suatu peradaban sangat maju di dunia Barat sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Para ahli meyakini, astronomi Maya Kuno adalah pencapaian intelektual yang menakjubkan, setara dengan geometri Mesir Kuno dan filosofi Yunam. Banyak orang percaya, kalender berusia 2.000 tahun itu lebih akurat dibandingkan kalender Gregorian yang digunakan sejak tahun 1582.

Dalam perhitungan kalender Maya yang ganjil, satu tahun terdiri atas 360 hari, sisanya 5,25 hari (4 x 0,25 diperhitungkan sebagai hari kabisat dan dianggap di luar waktu).

Kalender Maya menyatat pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet yang terlihat, masa panen, serta siklus serangga, dan jangka waktunya berkisar dari 260 hari hingga 5.200 tahun lebih. Sejak peradaban manusia bangkit, kita telah melewati tiga Matahari secara penuh, dan sekarang menyelesaikan Matahari keempat yang akan berakhir pada 21 Desember 2012.

Dalam The Mayan Calendar and the Transformation of Consciousness (2004), Carl Johan Calleman, PhD menulis, selain kebudayaan yang tinggi di bidang seni dan arsitektur yang ditemukan di kawasan-kawasan piramida, seperti Palenque, Tikal, Copan, dan Chitchen Itza, bangsa Maya Kuno sangat dikenal ke mampuannya dalam ilmu astronomi dan matematika. Bangsa inilah yang pertama menggunakan angka nol (0).

Bangsa Maya Kuno terobsesi pada waktu. Menurut Lawrence E. Joseph dalam Apocalypse 2012 (2007), mereka menciptakan sedikitnya 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus, mulai dari kehamilan hingga panen, bulan hingga Venus. Penghitungan orbitnya sangat akurat dengan selisih hanya satu hari setiap 1.000 tahun.

Observasi astronomi sangat akurat yang dilakukan selama berabad-abad para astronom genius Maya memberi pertanda, tanggal 21/12/2012 akan menjadi kelahiran zaman baru. Masa itu paling sakral sekaligus paling berbahaya dalam sejarah Bumi.

Bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

BERAKHIRNYA SIKLUS BESAR

Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan bangsa Maya yang dibangun di atas pondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi.

Di dalam bukunya, Time and The Technosphere, Dr. Jose Arguelles menulis :

“Pada tanggal 13 Agustus 3113 Sebelum Masehi (SM) secara tepat dan akurat dikatakan sebagai awal dari peradaban manusia di bumi. Karena diperkirakan Dinasti Mesir I tercatat kira-kira pada 3100 SM, dan kota pertama, Uruk, di Mesopotamia, juga berdiri kira-kira 3100 SM. Bersamaan dengan berdirinya kerajaan Hindu Kali Yuga pada tahun yang sama. Dan yang paling menarik adalah, pembagian waktu menjadi 24 jam dari setiap 60 menit dan setiap menit menjadi 60 detik, termasuk satu buah lingkaran penuh adalah 360 derajat, juga ditemukan kira-kira 3100 SM, di Sumeria.”

“Jika awal sejarah ditempatkan secara akurat, maka apakah akhir peradaban manusia di bumi juga ditetapkan secara akurat pada 21 Desember 2012?” tanya Dr Jose Arguelles.

Menurut Sang Penjaga Masa dari Bangsa Maya, berdasarkan kalender Bangsa Maya, bahwa setiap elemen itu mempunyai satu siklus 5.125 tahun. Bangsa Maya, percaya bahwa mereka telah melalui siklus 4 elemen : api, bumi (tanah), udara dan air. Dan siklus selanjutnya akan dimulai pada tanggal 21 Desember 2012, elemen ke-5, yaitu ether. Masa ke-5 atau Masa Pusat (the Age of Center).

Secara garis besar, Kalender Maya menggambarkan siklus hukum benda langit dan kaitannya dengan perubahan prilaku manusia. Di dalam karya Arguelles lainnya, The Mayan Factor: Path Beyond Technology (1973), bahwa menurut kalender Maya, sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami Siklus Besar (The Great Cycle) yang berjangka 5200 tahun lebih. Siklus Besar mulai berlangsung dari 3113 SM sampai 2012 M.

Dalam Siklus Besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.

Siklus Besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.

Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini merupakan periode penting sebelum masa Pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: Penyelarasan Galaksi.

Bangsa Maya percaya bahwa setelah semua benda angkasa selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam Siklus Besar ini, akan mengalami perubahan total, dan bangsa Maya menyebutnya, Penyelarasan Galaksi (Galatic Synchronization).

Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah “Pintu Langit” saja bagi umat manusia.

Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut ‘Periode Regenerasi Bumi”. Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap manusia sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.

Sebenarnya, jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini. Memang pada dua dasawarsa belakangan ini, Bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan Pembalikan Daya Magnet Kutub.

Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet Bumi mencapai Gauss nol, yang berarti Bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.

Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:

1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.

2. Lapisan luar Bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa Bumi, dan tanah longsor.

3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari

4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi

5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah.

Suku Indian, Hopi, juga memercayai bahwa saat ini kita sedang menghadapi akhir Dunia ke4 dari Kehancuran (Fourth World of Destruction), dan sedang bersiap-siap menghadapi Dunia ke-5 dari Kedamaian (Fifth World of Peace). Atau bisa dikatakan kita sedang akan menghadapi dua masa Dunia : Masa Dunia Kehancuran dan Masa Dunia Dilahirkan Kembali (World Age Rebirth).

BENCANA BESAR SEPERTI APA?


Apa bencana besar yang bakal terjadi pada 21 Desember 2012 itu?

Ada yang mengatakan pembalikan titik magnet Bumi, utara menjadi selatan, kemudian Matahari terbit dari barat, yang memicu bencana alam diseluruh dunia. Ada juga yang mengatakan bahwa tanggal tersebut adalah tanggal kebangkitan spiritual seluruh dunia.

Lawrence E. Joseph, penulis berdarah Lebanon yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico ini dalam bukunya, Apocalypse 2012, memaparkan dengan sangat jelas dan ilmiah tentang kemungkinan terjadinya bencana alam pada tahun tersebut.

Dan tanggal 21/12/2012 merupakan titik balik musim dingin tahunan ketika belahan Utara Bumi berada di titik terjauh dari Matahari sehingga siang sangat pendek.

Pada tanggal itu, tata surya dengan Matahari sebagai pusatnya, seperti diyakini bangsa Maya, akan menutupi pemandangan pusat Bimasakti dari Bumi. Para astronom Maya Kuno, menganggap titik pusat ini sebagai rahim Bimasakti.

Keyakinan itu didukung banyak pembuktian para astronom kontemporer bahwa di situlah tempat terciptanya bintang-bintang galaksi. Saat ini, sejumlah lembaga penelitian ilmiah mengenai atmosfer, ruang angkasa, dan teknologi di Barat menduga ada lubang hitam tepat di pusat itu yang menyedot massa, energi, dan waktu, yang menjadi bahan bake penciptaan bintang masa depan.

Untuk pertama kalinya dalam 26.000 tahun, energi yang mengalir ke Bumi dari titik pusat Bimasakti akan sangat terganggu pada 21/12/2012, tepatnya pukul 11.11 malam. Semua itu disebabkan guncangan kecil pada rotasi Bumi .

Bangsa Maya yakin sesingkat apa pun terputusnya pancaran dari pusat galaksi akan merusak keseimbangan mekanisme vital Bumi dan tubuh semua makhluk, termasuk manusia.

Siklus aktivitas Matahari yang memuncak di tahun 2012 yang menyebabkan panas yang luar biasa di Bumi, terlebih atmosfer kita sudah mengalami penipisan dan kerusakan lapisan ozon di beberapa bagian sehingga selain memanaskan Bumi secara radikal juga akan melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat.

Medan magnet Bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama Bumi terhadap radiasi sinar Matahari mulai retak bahkan ada yang sampai sebesar kota California di sana-sini. Pergeseran kutub juga tengah berlangsung.

Tata surya kita tengah memasuki medan awan energi antar bintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan Matahari serta atmosfer planet-planet.

Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika Bumi akan memasuki awan energi tersebut pada tahun 20120 hingga 2020 maka akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Fisikawan Universitas California Berkeley menyatakan dinosaurus serta spesies lainnya telah punah akibat tumbukan asteroid raksasa 65 juta tahun silam. Menurut siklus yang diperhitungkan secara ilmiah, seharusnya hal itu sudah terjadi lagi di saat-saat sekarang.

Supervulkan Yellowstone yang memiliki siklus letusan dahsyat setiap 600 hingga 700 ribu tahun tengah bersiap untuk meletus kembali. Beberapa perhitungan ilmiah lainnya turut mendukung pandangan ini.

Namun para ahli lainnya menertawakan hal ini. “Ramalan-ramalan itu benar-benar tidak ada dasarnya sama sekali, apalagi tentang kebudayaan Maya yang kita kenal,” demikian komentar Stephen Houston, profesor antropologi di Brown University, yang juga ahli tulisan hieroglif Maya. “Penggambaran bangsa Maya tidak pernah menyebut-nyebut hal ini.” katanya.

BADAI MATAHARI PADA 2012?


Menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S. Tedjasukmana, “Fenomena yang muncul pada 2011-2012 adalah Badai Matahari.”

Prediksi itu berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak 1960-an, dan di Indonesia dipantau Lapan sejak 1975. Pasalnya, aktivitas baru di Matahari yang disebut “Solar Cycle 24” terlacak oleh lembaga atmosfer Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).

Bintik Matahari itu adalah badai magnetik, lebih besar dari pada Bumi, yang menodai permukaan Matahari. Suhunya kira-kira 1.500 derajat Celcius lebih dingin. Oleh karena itu, cuacanya lebih gelap dibanding daerah sekitarnya yang bersuhu 5.800 derajat.

Bintik Matahari terjadi dalam daur 9 sampai 13 tahun –lebih sering 11 tahun— jangka waktu normal dari satu solar maksimum (jumlah bintik Matahari terbanyak) ke solar maximum berikutnya. Begitu pun sebaliknya, dari solar minimum ke solar minimum berikutnya.

Maka, logis jika periode waktu dari solar maksimum ke solar minimum, dari puncak hingga nadir, biasanya berada dalam rentang waktu 5 sampai 6 tahun. Daur sekarang ini, 23, akan mencapai titik nadir pada akhir 2006. Daur berikutnya, 24, akan memuncak pada 2012.

Bintik Matahari telah dimonitor dengan mata telanjang selama ribuan tahun. Dengan teleskop, tak lama setelah Galileo menyiptakanya pada 1610, dan dengan satelit sejak pertengahan 1970-an. Ada konsensus ilmiah yang lebih luas, bahwa aktivitas Matahari keseluruhan —pada dasarnya berarti beragam bentuk ledakan dan letupan surya— meningkat saat jumlah bintik Matahari meningkat, dan turun ketika jumlah bintik Matahari menurun.

Badai Matahari adalah fenomena alam yang terjadi pada Matahari ketika terlemparnya proton dan elektron akibat aktifitas magnetik Matahari. Akibat aktifitas magnetik tersebut, gelombang magnetik yang mengarah ke Bumi menghalangi sinyal-sinyal komunikasi. Oleh karena itu, seluruh alat komunikasi yang menggunakan sinyal elektromagnetik, pada saat itu tidak bisa berfungsi dengan baik.

Badai Matahari yang melontarkan awan gas magnetik, berkecepatan tinggi. Masih ingat peristiwa Badai Matahari pada bulan Oktober dan November 2003? Badai itu menyebabkan berbagai gangguan di lingkungan Bumi, penampakan aurora yang sangat menakjubkan di Kutub, kenaikan intensitas sabuk radiasi yang menyelimuti Bumi, bahkan mengganggu kinerja satelit.

Medan magnet Bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama Bumi terhadap radiasi sinar Matahari, mulai retak. Bahkan, ada yang sampai sebesar kota California. Pergeseran Kutub juga tengah berlangsung. Badai Matahari atau solar storm dapat menimbulkan ledakan energi yang cukup dahsyat ke arah Bumi.

Ledakan itulah yang kemudian akan mengganggu jalannya sistem sinyal elektronik yang sensitif, khususnya ponsel dan GPS. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Itu sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti ”nafas pada manusia.”

Fenomena itu juga sangat berpengaruh pada pembangkit listrik jika terus dinyalakan pada saat badai berlangsung, karena medan magnet Bumi yang tidak stabil. Jika pembangkit listrik tersebut rusak, maka dibutuhkan waktu sekira dua tahun untuk membangunnya kembali. Itu memaksa masyarakat untuk kembali hidup tanpa listrik, hingga pembangkit listrik baru selesai dibangun.

Menurut Wikipedia, itu pernah terjadi di Quebec pada 13 Maret 1989, saat enam juta orang hidup tanpa listrik selama sembilan jam. Padahal, puncak ledakan Badai Matahari jika mengenai Bumi bisa mencapai lebih dari dua hari. Seperti pernah dikutip oleh ABC News pada 14 Januari 2007, ”Solar storm ini akan mempengaruhi beberapa menara di beberapa wilayah. Dan menara telekomunikasi merupakan sasaran empuk dari aktivitas solar storm,” ujar Dale Gary, ilmuwan yang juga petinggi di Institut New Jersey bagian fisika.

Bisa jagi apa yang diprediksi para ilmuwan dan bangsa Maya adalah Kiamat Kecil bukan Kiamat Besar, karena Allah Swt telah berfirman :

“Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS Al-A’raaf ayat : 187)

Rabu, 10 Februari 2010

Planet X Bukan Planet Nibiru


Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari di balik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”. Tetapi, mengapa kita harus cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X kan tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?

Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.

Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah objek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi, sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini adalah penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.

Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal. Paper mereka menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.


Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar objek-objek batuan dan metalik. Objek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui, Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit objek Sabuk Kuiper yang telah dapat diamati di balik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Objek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai, dan telah mereka perhitungkan keberadaannya.

Para peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah objek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Objek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian objek Sabuk Kuiper dan objek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.

Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari objek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk objek Sabuk Kuiper yang besar, atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari objek-objek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.

“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” – Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.

Planet X Tidaklah Menakutkan
Jadi, dari mana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976, sebuah buku kontroversial berjudul The Twelfth Planet atau Planet Kedua belas ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6.000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapiens sebagai budak mereka.

Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detail jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari suatu tulisan kuno berusia 6.000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesis Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?

Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesis kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis tersebut, sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.

Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.

Senin, 25 Januari 2010

Isu Mengenai Kiamat

Isu mengenai hari kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012 kini meresahkan masyarakat. Namun, tidak ada yang dapat mengetahui kapan kiamat akan terjadi kecuali Tuhan YME. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB (disingkat Himastron-red) mengadakan Talkshow berjudul "2012: Kiamat Sudah Dekat" untuk mengajak masyarakat membaca tanda-tanda kosmis mengenai kiamat yang diisukan akan terjadi tiga tahun yang akan datang ini, bertempat di Aula Timur ITB, pada hari Minggu (14/06/09).

''Bila diterawang, tahun 2012 akan menjadi tahun yang gelap dan sulit ditebak. Akan terjadi peristiwa besar yang membahayakan dunia'', demikian seperti dikutip dari seorang paranormal terkenal di Indonesia mengenai isu kiamat tahun 2012. Secara dunia mistis, banyak orang-orang yang percaya sebelum melihat bukti-bukti ilmiahnya. Dalam talkshow ini, dijelaskan mulai dari awal terjadinya persepsi kiamat menurut ramalan kalender bangsa Maya, perhitungan ilmiah masa 'hidup' matahari sebagai bintang, hingga tindakan yang dilakukan oleh para astronom untuk menghadapi 'kiamat' ini, dengan menghadirkan pembicara-pembicara ahli seperti; Widya Sawitar dari Planetarium Jakarta, Clara Y. Yatini dari Lapan Bandung dan Budi Dermawan dari Astronomi ITB .

Pada tahun 2012 diperkirakan oleh para ilmuwan akan terjadi badai matahari yang disebabkan oleh flare (radiasi elektromagnetik matahari yang menyerupai jilatan api) yang terjadi berulang tiap 11 tahun. Jumlah flare akan bertambah saat matahari mencapai siklus maksimumnya yang berikut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2011 atau sekitar 1 tahun sebelum dan sesudahnya. Hal ini lah yang menyebabkan badai matahari besar di bumi dan berakibat kemungkinan putusnya jaringan komunikasi satelit bumi. Maka disebut lah peristiwa ini sebagai ''Kiamat Teknologi''. Namun, hal tersebut sudah diantisipasi oleh para ahli dalam bidang astronomi dengan meningkatkan pengawasan terhadap kemungkinan adanya benda-benda asing yang akan jatuh ke bumi dan mengawasi perubahan-perubahan aktivitas matahari yang diperkirakan akan berdampak pada bumi.

Dalam talkshow ini tidak hanya membahas mengenai isu kiamat 2012, namun terdapat pula pengenalan mengenai Astrofilateli yang merupakan salah satu bagian dari koleksi filateli yang mengacu pada studi luar angkasa. Tata Sugiarta dari PT Pos Indonesia menunjukkan contoh-contoh seri perangko Indonesia yang pernah diterbitkan dan termasuk dalam kelas Astrofilateli.

Melalui talkshow ini, didapatkan kesimpulan bahwa 'kiamat' yang mungkin terjadi pada tahun 2012 bukanlah kiamat secara keyakinan, namun sebatas kiamat teknologi yang mengandalkan satelit bumi. Oleh karena itu, manusia tidak usah terlalu histeris membayangkan kiamat karena yang mengetahui kapan kiamat besar itu akan terjadi hanya Tuhan Yang Maha Esa. Namun, kita sebagai manusia hendaknya tetap waspada.
 
Copyright 2009 wingky
BLogger Theme by BloggerThemes Wordpress by WPThemesCreator | This template is brought to you by : allblogtools.com